Surat kabar berbahasa Mandarin Yangtse Evening Post, yang berbasis di Nanjing, menerbitkan sebuah artikel pada 29 November lalu, tentang harga kue milik Li, tiba-tiba membawa ketenaran bagi pengusaha kue yang rendah hati dan para pelanggan rela berdiri antri untuk membeli kuenya sebanyak 80 - 100 yuan (Rp 124.000 – Rp 155.000).
Penasaran dengan pengusaha sederhana ini, banyak warga di lingkungan sekitar kios kue Li menyadarinya, dan mulai membeli kue Li untuk mendukung integritasnya.
Seorang wanita tua berusia 60-an dari kabupaten lain, membeli senilai 70 yuan (Rp 108.500), dia mengatakan setelah mendengar kisah mengenai Li, lalu memutuskan untuk mendukungnya.
Netizen "Sweet Sugar and Bitter Tea" menulis posting di Weibo, "Saya sudah mencoba kue panggangnya dan menakjubkan! Selalu ada kerumunan orang menunggu untuk kue lezatnya. Setiap tumpukan terjual dalam waktu lima menit. Banyak pelanggan yang memesan saat kue masih dalam oven, bahkan berbicara tentang hal ini membuat saya lapar."
Kue bikinan Li sebelumnya cukup populer, tapi sekarang kewalahan memenuhi tingginya permintaan, meskipun ia dan istrinya bangun pukul 4:00 pagi untuk mulai memanggang, namun tidak bisa berhenti sampai sekitar pukul 8.00 malam setiap hari.
Tetap saja jumlah kue per hari, jauh lebih sedikit daripada jumlah orang yang menunggu dalam antrian panjang. Terkadang Li merasa menyesal terhadap pelanggan yang harus pulang tanpa kue.
Li berulang kali mengatakan kepada semua orang untuk membatasi jumlah pesanan mereka, dan menjanjikan akan terus menjual roti 50 sen-nya tanpa perubahan harga.
Istri Li Fu Ling mengatakan kepada Yangtse Evening Post, tepat sebelum Tahun Baru Imlek lalu, seorang pelanggan asing memesan 7.000 kue untuk dibawa pulang sebagai makanan khas kota ini.
"Dia bahkan mengambil fotonya dengan kami," tambahnya. "Kami butuh dua hari untuk menyelesaikan sejumlah besar kue itu, bahkan begitu selesai kami tidak kuat mengangkat tangan."
Setelah meninggalkan militer, Li, yang berasal dari Provinsi Anhui, menikahi istrinya dan mengambil alih bisnis kue keluarganya di Nanjing.
Saat ditanya mengapa ia membuat harga kuenya tetap begitu lama, Li menjawab bahwa jangka panjang bisnis tergantung pada kualitas dan pelayanan yang baik, bukan pada kenaikan harga sembrono. Sikapnya jadi novel kontemporer Tiongkok, sehingga membawa ketenaran tak terduga. [Virginia Wu / Surabaya] Sumber: Epochtimes