Kemarahan publik di China terkait polusi udara yang mencapai tingkat berbahaya kini meluas dengan editorial media resmi mempertanyakan mengenai transparansi dan pembangunan yang terlalu cepat.
Media resmi bersama pengguna Internet menyerukan penilaian kembali proses modernisasi China, dimana urbanisasi dan pembangunan ekonomi yang pesat dicapai dengan mengorbankan lingkungan.
Kabut asap tebal menyelimuti banyak kawasan di China utara pada akhir pekan, mengurangi jarak pandang hingga 100 meter di beberapa tempat dan memaksa banyak penerbangan dibatalkan.
Menurut laporkan, puluhan lokasi pembangunan dan sebuah pabrik mobil di ibukota menghentikan kegiatan.
Pihak berwenang mengatakan, tingkat polusi di ibukota Beijing pada hari Minggu hampir 40 kali lipat dari batas aman yang ditetapkan WHO.
Para pakar yang dikutip media resmi menyalahkan angin yang rendah sebagai penyebabnya, dan mengatakan, kabut telah bercampur dengan pencemaran dari kendaraan dan pabrik-pabrik dan terperangkap oleh gunung-gunung di utara dan barat Beijing. Ditambahkan, pembakaran batu bara pada musim dingin juga merupakan faktor.
Dalam sebuah editorial pada hari Senin, koran resmi Global Times menyerukan angka yang lebih transparan tentang polusi, dan mendesak Beijing untuk berubah sikap, dari yang sebelumnya suka menutup-nutupi masalah, kini menerbitkan fakta-fakta.
Pejabat-pejabat China sejak dulu dikenal suka menutup-nutupi masalah lingkungan dan masalah-masalah lainnya dengan tidak merilis informasi.
Sebelumnya bulan ini, tumpahan bahan kimia di sebuah sungai baru diungkapkan ke publik lima hari setelah kejadian, dan pihak berwenang juga pernah luas dikritik karena pada awalnya membantah munculnya wabah Severe Acute Respiratory Syndrome (SARS) di tahun 2003.
Koran itu memuat berita mengenai perbedaan antara angka mutu udara yang diberikan oleh pihak berwenang Cina dengan Kedutaan Amerika di Beijing.
Media China sebelumnya mengemukakan kecemasan tentang masalah kesehatan yang berkaitan dengan industrialisasi.
Sebuah editorial harian China Daily menyebut laju urbanisasi sebagai penyebab polusi, dan menambahkan bahwa "proses industrialisasi China belum selesai".
Harian itu juga berseru kepada para pemilik mobil di Beijing dan para pejabat pemerintah yang menggunakan mobil dinas agar memikirkan kembali kebiasaan mereka mengendarai mobil dan mendesak pemerintah untuk menangani polusi industri.
Sementara itu, pemerintah China telah mengumumkan langkah-langkah untuk menangani polusi udara.
Kini, Kementerian Perlindungan Lingkungan berjanji akan membatasi emisi dari asap kendaraan dan mendorong penggunaan energi bersih, serta meningkatkan pengembangan sistem angkutan umum di daerah perkotaan.
Kementerian itu juga meminta kepada pihak berwenang lokal agar memperbanyak analisis polusi udara dan segera menerbitkan hasilnya sebagai bagian dari sistem peringatan dini untuk mutu udara. [Miao Miao / Beijing]
***
Ingat ! Kami beserta Tionghoa seluruh Indonesia menunggu partisipasi Anda mengirim artikel -artikel tentang kegiatan/kejadian tentang Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id