Liu Zhijun dipecat dari partai berkuasa, Partai Komunis China, pada bulan Februari lalu. Ia telah menjalani pemeriksaan atas dugaan menerima suap dalam jumlah besar dari kontrak-kontrak perluasan secara besar-besaran sistem kereta cepat China yang belakangan maju pesat.
Pemecatan dari partai adalah hukuman khas China bagi koruptor, sebelum pejabat yang diduga melakukan korupsi itu diseret ke pengadilan. Liu—yang pernah menjadi pejabat tertinggi di perkeretaapian China pada tahun 2003—dituduh melakukan "pelanggaran berat" disiplin, dengan menerima suap. Termasuk menerima hadiah benda-benda berharga serta menyalahgunakan jabatan untuk ambil keuntungan pribadi.
"Perbuatannya dinilai menimbulkan kerusakan ekonomi parah serta berdampak buruk bagi masyarakat," ungkap harian terkemuka China, Harian Rakyat (Renmin Ribao). Surat kabar itu juga mengungkapkan, Liu juga dituduh melakukan "korupsi moral", tanpa merinci perbuatannya.
Hanya saja, sebelumnya pernah diberitakan, Liu setidaknya memiliki 10 wanita simpanan, termasuk di antaranya sejumlah aktris China.
Maju pesatnya sistem transportasi kereta api China belakangan ini ternyata juga dibarengi dengan berbagai tindak korupsi serta sejumlah skandal.
Lembaga disiplin partai berkuasa, menurut Associated Press, diberitakan menuding Liu tak hanya menerima suap. Liu dinilai menyalahgunakan jabatannya membantu seorang pengusaha swasta untuk memetik keuntungan ilegal.
Liu menduduki jabatan puncak di perkeretaapian China selama delapan tahun, melebihi jabatan seharusnya pejabat perkeretaapian China. Diduga, selama waktu yang panjang menjabat, ia mengumpulkan kekayaan dalam jumlah besar.
Meski kini menjadi kebanggaan China, sebagai jaringan kereta terluas di dunia, tetapi belakangan perkeretaapian menjadi sasaran kritik, terutama setelah kejadian tabrakan maut yang menewaskan 40 orang pada bulan Juli 2011 di kota timur China, Wenzhou.
Akibat kejadian maut itu, Pemerintah China terpaksa menurunkan laju kereta api cepatnya karena dinilai terlalu berbahaya bagi keselamatan. [Louis Koh / Beijing]