Kabar ini mencuat setelah pemerintah Shanghai dan Provinsi Shanxi pada Desember lalu menyatakan melakukan investigasi para pemasok daging ayam ke KFC. Sebelumnya, ada klaim daging-daging itu mengandung antibiotik dengan kadar sangat tinggi.
Masalah ini mengakibatkan penurunan penjualan KFC di China hingga enam persen dalam kuartal keempat tahun lalu. Angka itu lebih besar dari perkiraan yang hanya mencapai 4%.
Kini, KFC berhenti memasok daging ayam dari peternakan yang berisiko tinggi, meningkatkan proses seleksi pemasok daging, dan melakukan pemeriksaan terkait keamanan makanan.
"Proritas teratas kami adalah menyediakan daging ayam terbaik dan teraman untuk para pelanggan kami," ujar Direktur Yum! China, Sam Su.
"Kami sudah mengalami masalah kesehatan makanan dari insiden ini dan kami akan mengatasi masalah ini secepatnya," tambah Sam.
Manajemen KFC juga akan menjalin kerja sama dengan pemerintah setelah salah satu cabang KFC bulan lalu mengaku lalai melapor kepada pemerintah terkait tingginya level antibiotik dalam daging ayam yang digunakannya.
Yum, perusahaan induk KFC di China, menyadari masalah ini berdasarkan hasil uji coba yang dilakukan pihak ketiga pada 2010 dan 2011. Namun, Yum tidak melaporkan hasil pemeriksaan itu kepada pemerintah. Demikian pernyataan pemerintah Shanghai.
Dalam beberapa tahun terakhir, sejumlah insiden menimpa industri makanan China. Salah satu yang terbesar terjadi pada 2008 ketika campuran bahan kimia melamin ditemukan dalam berbagai produk susu bayi yang mengakibatkan enam bayi tewas dan 300.000 bayi lainnya sakit. [Zhang Li Li / Beijing]
***
Mari kita bersama-sama dukung Tionghoanews dengan cara kirim berita & artikel tentang kegiatan & kejadian Tionghoa di kota tempat tinggal anda ke alamat email: tionghoanews@yahoo.co.id